Aktivis Gereja Bethel Resahkan Umat Islam di Ranah Minang

Aktivitas Gereja Bethel di hotel The Hills kota Bukittingi, Sumatera Barat, sangat meresahkan dan bisa memancing kerusuhan. Pasalnya mereka dinilai telah melakukan bujuk rayu dengan uang bagi ummat Islam setempat dalam pelaksanaan peribadatan "Penuaian Jiwa Beribu-ribu Laksa".

Karena itu sejumlah Ormas Islam dan Adat Istiadat di Sumatera Barat mendesak agar aktivitas itu segera dihentikan dan pelakunya segera diusir dari ranah Minang.

Ketua Paga Nagari Pusat Hamdi El Gumanti disertai sejumlah pengurus Ormas Islam saat menyampaikan aspirasi ke gedung DPRD Sumbar, pada hari Jumat kemarin, menjelaskan aktivitas Gereja Bethel di hotel The Hills kota Bukittingi itu, sudah sangat meresahkan dan bisa segera memancing reaksi yang lebih keras. "Mereka tidak peduli SKB dua menteri tentang pendirian rumah ibadat. Mereka menjadikan orang-orang yang sudah beragama sebagai sasaran untuk 'dituai', " tegasnya.

Paga Nagari dan Ormas Islam memberi waktu dalam minggu ini pada pemerintah daerah agar mengusir mereka dari ranah Minang.

Berdasarkan investigasi Paga Nagari bersama dengan Ormas Islam lainnya, praktik ibadah itu sudah berlangsung enam bulan. Pengikutnya sudah mencapai 40 orang dan sebagian besar dari masyarakat lokal yang beragama Islam.

"Parahnya lagi, mereka menjadikan uang sebagai sarana dan alat misionaris sehingga dinilai telah menyesatkan masyarakat. Mereka sama sekali tidak menghargai Islam sebagai keyakinan mayoritas masyarakat Minangkabau,'e2'80'9d demikian tegas Hamdi El Gumanti disertai Ketua Front Masyarakat Pembela Islam (FMPI) drg.H. Amri Mansyur. Lebih jauh, Amri meminta aparat mengusir dan membubarkan kegiata aktivitas gereja ini jika terbukti ada tindakan pelanggaran.

Didukung Mahyeldi

Wakil Ketua DPRD Sumbar Mahyeldi Ansharullah mendukung tuntutan Paga Nagari tersebut. Persoalan itu akan segera dibahas di dewan.

Mahyeldi mengecam praktik yang sudah berlangsung cukup lama itu ternyata tidak terdeteksi sejak awal oleh Pemprov Sumbar dan Pemko Bukittinggi serta FKUB.

Ironisnya, aset daerah Sumbar juga terdapa di The Hills Hotel Bukittinggi itu .

"Sebelum menjadi presenden buruk, pemerintah harus mengambil sikap tegas. Kalau memang melanggar aturan harus ditindak. Apalagi di The Hills Hotel itu masih ada aset daerah. Ke depan pendataan dan monitoring aset daerah ini pun perlu dilakukan. Sehingga tidak kecolongan dan dijadikan tempat peribadatan," tegasnya. [www.hidayatullah.com]

comment 0 komentar:

Post a Comment

Gunakan Hak Saudara sebagai Blogger untuk meninggalkan komentar sauadara Di Artikel Ini._^

 
© 2010 StiLL MusLim is proudly powered by Blogger